Selasa, 18 Februari 2014

Memilih Thinner Yang Tepat Untuk Material Hidrokarbon

Kartijo, seorang teman bermaksud mengencerkan satu kaleng aspal yang akan digunakan sebagai lapisan anti bocor, tetapi aspal ini tampak sangat kental sehingga tidak mungkin dapat dikuaskan ke permukaan yang akan dilapisi oleh aspal ini. Pelayan toko tempat dia membeli satu kaleng aspal ini mengatakan, bahwa untuk mengencerkan aspal, gunakan saja thinner. Kemudian dia mengikuti saran pelayan toko ini, maka dia membeli satu kaleng thinner. Tiba di rumah mulailah teman ini bersiap kerja. Namun, alangkah kecewa hatinya. Setelah satu jam thinner dicampurkan ke dalam aspal dan diaduk dan kemudian didiamkan, tetapi aspal tetap saja tidak menjadi encer. Ia berpikir, bahwa dia telah dipermainkan oleh pelayan toko. Pelayan toko ini harus dituntut, sebab dianggap telah memberi informasi salah.

Tunggu dulu teman, sebab dalam kasus ini pelayan toko tidak merasa membohongi siapa pun, sebaliknya Kartijo pun tidak perlu curiga bahwa dia dibohongi oleh pelayan toko. Kartijo tidak perlu menjadi kecewa, kalau saja dia mempunyai pengetahuan praktis tentang thinner. Orang seperti Kartijo ini banyak dalam kehidupan keseharian. Baik pelayan toko maupun Kartijo mempunyai pengetahuan yang minim tentang thinner. Mereka pikir yang namanya thinner adalah cairan sakti yang dapat mengencerkan berbagai material kental. Thin.ner itu sendiri artinya adalah pengencer. Thinner banyak macamnya dan kegunaan masing-masing  berbeda satu sama lain. Setiap pabrik mempunyai formulasi yang berbeda satu sama lain.

Suatu bahan yang berbentuk fisik sangat kental supaya dapat berubah fisik lebih cair, maka dibutuhkan bahan pengencer yang bersifat sebagai pelarut. Aspal dapat diencerkan oleh gasoline, di Indonesia biasa disebut bensin, sebab bensin dapat melarutkan aspal. Metanol dapat diencerkan oleh air, sebab air dapat melarutkan alcohol. Dalam hal pengenceran suatu cairan kental diubah menjadi cairan yang lebih encer, maka perhitungan ekonomis juga harus dilakukan. Target kita adalah pengenceran yang effisien dan effektif. Mencencerkan aspal atau residu tentu dapat dilakukan dengan pengencer toluene, tetapi ini adalah pengenceran yang boros, karena harga toluene per liter jauh lebih mahal dibandingkan dengan gasoil, apalagi dengan bensin. Untuk mengencerkan oil paint juga harus diperhitungkan dengan kecepatan penguapan, bukan hanya sekedar dapat melarutkan. Carbon tetrachloride baik digunakan sebagai pembersih pcb computer atau tv set.

Bagian terbesar material hidrokarbon bersumber dari minyak bumi yang diperoleh oleh manusia dengan cara menyedot bahan tambang cair ini sampai kepermukaan bumi pada kedalaman yang bervariasi antara 2000 sampai 3000 meter. Lokasi pengeboran dapat di daratan [on shore] maupun di lepas pantai [off shore]. Disebut material hidrokarbon karena material ini tersusun dari persenyawaan unsur hydrogen dan dan karbon. Masing-masing atom karbon mempunyai empat electron yang menyediakan pengikatan bagi empat atom hydrogen atau dengan unsur lain lain.Terdapat 3 jenis utama sifat fisik persenyawaan hidrokarbon di dalam minyak bumi, yakni : paraffinik, bitumen, dan aromatic. Ketiganya berada dalam satu sumber, tetapi kecenderungannya masing-masing sumber berbeda satu sama lain. Misalnya, sebagian besar sumber minyak bumi di Indonesia mempunyai kecenderungan bersifat paraffinik.

Material hidrokarbon mempunyai 3 jenis utama menurut jenis ikatan persenyawaannya, yakni alkana, alkena, dan siklis. Molekul alkana yang sederhana adalah metana, formula kimianya adalah CH4, satu atom karbon mengikat empat atom hydrogen. Ikatan kimia alkana berbentuk rantai lurus dan bersifat jenuh. Semakin panjang rantai karbonnya, maka sifat fisiknya semakin kental dan selanjutnya padat. Sebagian besar alkana terdapat secara alamiah di dalam minyak bumi. Jadi, minyak bumi adalah gabungan kompleks material hidrokarbon yang mempunyai panjang rantai karbon sampai antara 35 – 40 atom-atom karbon, antara lain : metana, etana, propane, butane [semuanya berbentuk gas], selanjutnya berbentuk cair, petana, heksana, heptana, oktana, … tetrakontana [kental]. Di dalam kilang minyak, semua fraksi alkana diperoleh melalui distilasi fraksionasi yang disebut proses primer. Dari proses ini diperoleh beberapa fraksi, seperti : gas, top liquid, raw naphtha, raw kerosene, diesel oil, dan long residue.

Seluruh produk proses primer kecuali diesel oil dan top liquid dilanjutkan ke proses sekunder. Raw naphtha diproses di unit reformer. Di sini campuran kompleks alkana ikatan rantai lurus dan jenuh dikonversi menjadi alkana yang memiliki ikatan rantai cabang, disebut isomer. Isomer adalah komponen hidrokarbon dari jenis yang sama [alkana atau alkena] dan jumlah atom karbon yang sama, tetapi mempunyai struktur ikatan rantai yang berbeda. Sifat kimia dan fisikanya telah berbeda dengan ikatan rantai lurus dan jenuh, walaupun tetap sama dalam gugusan alkana. Misalnya : oktana di dalam raw gasoline memiliki jumlah atom karbon yang sama dengan 2.3 dimetil butana [isomer dari oktana]. Produk naphtha dari unit reformer disebut reformed naphtha. Long residue diproses unit catalityc cracker. Di unit ini, campuran kompleks alkana rantai sangat panjang [warnanya hitam dan sangat kental] pada temperature 400 derajat Celcius mengalami pemutusan rantai panjang menjadi rantai pendek dan bercabang. Misalnya : tetrakontana, C40H82 dikonversi menjadi isomer-isomer alkana dan alkena. Alkena atau olefin adalah hidrokarbon rantai lurus atau cabang yang mempunyai ikatan rangkap karena telah kehilangan beberapa atom hydrogen setelah mengalami proses perengkahan molekul di unit cracker. Oktana dan oktena_1 mempunyai perbedaan sifat fisik yang tidak jauh berbeda, tetapi semua alkena mempunyai tingkat rekatifitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan alkana. Produk naphtha dari unit ini disebut cracked naphta. Campuran gas dari proses primer dan sekunder diproses unit polimerisasi dengan katalisator, maka dihasilkan naphtha yang memiliki banyak alkena. Gabungan seluruh naphtha yang diperoleh dari proses sekunder disebut mogas komponen di pompa pengisian bahan bakar minyak di seluruh Indonesia biasa disebut bensin. Dengan penjelasan ini, maka bensin dapat disebut thinner general purpose dan mudah didapat dan murah, sebab memiliki daya reaktifitas dan solubilitas yang tinggi terhadap material lain yang akan diencerkan.

Tidak semua material yang disebut thinner untuk mengencerkan material hidrokarbon harus dengan thinner hidrokarbon juga. Air adalah thinner untuk ethyleneglycol [water coolent untuk radiator mobil], etanol untuk pembersih muka [facial], dan gula.


Nama
Sp. gravity
Thinner Untuk
Pentana
0,626
Cat minyak
Heksana
0,659
Cat minyak
Heptana
0,684
Cat minyak
Oktana
0,703
Aspal
Gasoline [premium]
0,695
Residu, cat minyak, greas, dan aspal
Kerosene
0,756
Residu, cat minyak, grease, dan aspal
Gasoil [diesel oil]
0,805
Residu, grease,  dan aspal
Metanol
0,792
Kosmetik dan lemak
Etanol
0,789
Kosmetik dan lemak
Isopropyl alkohol
0,804
Kosmetik dan lemak
Amyl alkohol
0,817
Kosmetik
Spiritus
0,790
Kosmetik, damar, dan pelitur
Acetone
0,792
Kosmetik
Chloroform
1,489
Kosmetik, farmasi
Carbon tetrachloride
1,575
Kosmetik, aspal, pembersih,  dan cat minyak
Benzene
0,874
Cat minyak, lateks, dan aspal
Toluene
0,862
Cat minyak, lateks, dan aspal
Xylene
0,875
Cat minyak, lateks, dan aspal
Air
1,000
Gula, garam, cat air, dan alcohol.


1 komentar: